PELOPOR KEMAJUAN KAUM PEREMPUAN DI INDONESIA

By: official admin Mediasi PUK SP KEP SPSI PT NOK Indonesia


Cikarang Barat, 21 April 2020 Jalan Sulawesi II blok F3-F4 Cikarang Barat Kabupaten Bekasi, Hari ini merupakan hari yang bersejarah buat bangsa Indonesia khususnya kaum perempuan karena tepat 141 tahun silam atau pada tanggal 21 April 1879 lahirlah seorang bayi perempuan yang kelak akan merubah nasib perempuan di Indonesia, pelopor kebangkitan kaum perempuan di tanah air Indonesia dalam memperjuangkan hak - haknya, yang bernama Raden Ayu Kartini atau lebih kita kenal dengan R. A. Kartini.
Raden Ayu Kartini lahir di desa Mayang Kabupaten Jepara dari pasangan Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat sang ayah yang merupakan Bupati Jepara pada waktu itu dengan ibunya bernama Ngasirah, R. A. Kartini merupakan anak ke 5 dari 11 bersaudara.

Raden Ayu Kartini

R. A. Kartini memulai pendidikannya pada tahun 1886 tepatnya pada usia 7 tahun, ia menjadi murid di sekolah dasar kelas dua Belanda di Kota Jepara. Sekolah tersebut hanya anak - anak pribumi dari keluarga bangsawan, Belanda Indo dan Belanda asli saja yang diterima dan bisa bersekolah disana adapun bahasa pengantarnya ialah bahasa Belanda, dan pada tahun 1898 atau pada usinya 12 tahun, R. A. Kartini berhasil menyelesaikan sekolah dasarnya akan tetapi niat dia untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya tidak bisa ia lakukan karena pada waktu itu kesempatan untuk mengeyam pendidikan bagi kaum perempuan terbatas berbeda dengan kaum laki - laki.
Karena tidak bisa melanjutkan pendidikannya Ia terpaksa harus belajar sendiri dirumah, dengan memanfaatkan keterampilan berbahasa Belandanya Ia mulai mengirim surat kepada teman - temannya yang berasal dari belanda, selain itu ia rajin membaca buku, koran dan majalah, salah satunya majalah eropa, dari situlah Ia mulai tertarik pada kemajuan berpikir perempuan - perempuan di Eropa dan timbulah dalam diri R. A. Kartini untuk bisa merubah nasib dan memajukan kaum perempuan pribumi karena pada waktu itu ia melihat kaum perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah.


R. A. Kartini pun sering membaca berbagai surat kabar seperti surat kabar semarang De Locomotief, Ia juga sering menerima paket buku majalah yang diedarkan toko buku kepada langganannya diantaranya terdapat majalah ilmu kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang cukup berat, selain itu ia juga membaca majalah wanita Belanda De Hoalndche Lelie, R. A. Kartini pun beberapa kali mengirimkan tulisannya dan dimuat di majalah tersebut.
Dalam tulisannya tersebut perhatian R. A. Kartini tidak hanya mengarah ke emansipasi wanita saja tetapi juga menyangkut Masalah sosial Umum. Ia melihat perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas 
Pada tanggal 12 November 1903, R. A. Kartini menikah dengan seorang bupati Rembang yang bernama K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, setelah menikah pun tidak menyurutkan perjuangannya dalam  memperjuangkan perempuan bahkan suami sekaligus bupati Rembang pada waktu itu K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat mengerti keinginan R. A. Kartini sehingga memberikan kebebasan kepada R. A. Kartini untuk melanjutkan perjuangannya dengan mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka.

Foto bersama sang suami (sumber google)

Pada tanggal 17 September 1904, R.  A. Kartini meninggal Dunia pada usia 25 tahun. R. A. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang, Berkat kegigihannya Kartini, kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912, dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. 
Perjuangan Kartini menjadi inspirasi bagi sastrawan - satrwan muda sehingga banyak melahirkan buku - buku yang sangat terkenal yang merupakan inspirasi serta terjemahan dari surat - surat Kartini yang dua diantaranya yaitu :
1. Buku Habis Gelap Terbitlah Terang

Foto Cover Buku sumber Wikipedia

Pada 1922, oleh Empat Saudara, Door Duisternis Tot Licht disajikan dalam bahasa Melayu dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang; Boeah Pikiran. Buku ini diterbitkan oleh Balai Pustaka. Armijn Pane, salah seorang sastrawan pelopor Pujangga Baru, tercatat sebagai salah seorang penerjemah surat-surat Kartini ke dalam Habis Gelap Terbitlah Terang. Ia pun juga disebut-sebut sebagai Empat Saudara.
2. Selain berupa kumpulan surat, bacaan yang lebih memusatkan pada pemikiran Kartini juga diterbitkan. Salah satunya adalah Panggil Aku Kartini Saja karya Pramoedya Ananta Toer. Buku Panggil Aku Kartini Sajaterlihat merupakan hasil dari pengumpulan data dari berbagai sumber oleh Pramoedya.

Foto cover buku (sumber : Wikipedia)

(sumber artikel : Wikipedia
Selain itu untuk mengenang akan jasa jasanya pemerintah menjadikannya sebagai pahlawan nasional dan hari kelahirannya yaitu 21 April dijadikan sebagai hari peringatan nasional yang disebut Hari Kartini selain itu terdapat sebuah lagu nasional yng sangat familiar di telinga masyarakat Indonesia yaitu lagu Ibu Kita Kartini hasil karya W.R. Supratman


Selamat Hari Kartini 21 April 2020
Tim Mediasi PUK SP KEP SPSI PT NOK INDONESIA.
Baca Juga

Post a Comment

5 Comments

  1. selamat hari kartini...semoga kedepan tumbuh jiwa kartini" didada kaum hawa
    #BERSERIKAT
    KUAT DAN BERMARTABAT

    ReplyDelete
  2. Selamat hari kartini.....
    Moga di nok banyak kartini2 muda yg mulai menjadi peluru2 perjuangan.....

    ReplyDelete
  3. Selamat hari Kartini...semoga semangat Kartini(persamaan gender) ada di dalam hati pekerja perempuan pekerja NOK khususnya, terutama semangat berjuang

    ReplyDelete
  4. Selamat hari Kartini,semangat juangmu semoga menular di dalam jiwa2 muda milenial saat ini.Semangat srikandi2 NOK...

    ReplyDelete
  5. Selamat hari kartini,
    Semoga semangat perjuanganmu akan dijadikan contoh oleh srikandi-srikandi NOK.

    #BerserikatKuatdanBermartabat

    ReplyDelete

Dark Mode